Selasa, 17 Februari 2009

family educa

Oh ibu dan ayah selamat pagi...

ku pergi sekolah sampai kan nanti

selamat belajar nak penuh semangat

rajinlah selalu tentu kau dapat..

hormati gurumu sayangi teman

itulah tandanya kau murid budiman

sepotong lagu itu yang sudah saya dengar sejak usia SD, sampai sekarang masih sering terdengar dari mulut2 para generasi bangsa terutama yang berdomisili di daerah pedalaman. Bukan maksud untuk mendikotomikan antara desa dan kota, tapi secara umum anak2 di daerah perkotaan sudah jarang diberi bekal lagu2 yang mendidik, mereka lebih suka dengan lagu2 remaja mengikuti idola mereka yang mereka bisa memilihnya dalam berbagai acara televisi.

Kembali ke lagu, kalau diselami, deretan bait di atas bukan hanya sekedar lagu tapi menurut saya lebih menunjukkan perhatian orang tua kepada buah hatinya dalam rangka membimbing anak2 mereka menjadi seorang yang bisa membanggakan kedua orangtua.

secara singkat dalam lagu tersebut sudah menunjukkan adanya pendidikan dalam keluarga yang disini saya menggunakan istilah family educa. disini kami akan mencoba memberi gambaran tentang apa dan bagaimana pendidikan dalam keluarga itu.

Keluarga didefinisikan sebagai unit masyarakat terkecil yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Setiap komponen dalam keluarga memiliki peranan penting, dalam artian masing-masing mereka mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda walaupun nantinya mungkin ada yang tidak bisa menerima dengan alasan emansipasi dan semcamnya, namun disini dalam ruang lingkup yang terlepas dar jender. Secara umum dan sudah dikuatkan dengan pasal2 dalam UUD bahwa salah satu hak anak adalah memperoleh pendidikan dan penghidupan yang layak.

hal tersebut secara otomatis menjadi kewajiban bagi para orang tua untuk berusaha bagaimana mendidik anak2 mereka dan mencukupi kebutuhan mereka terutama kebutuhan primer selama anak2 mereka belum bisa mandiri.

Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar dari serangkaian proses pendidikan yang akan diterima oleh anak. model ataupun metode pendidikan atau bimbingan orang tua akan sangat berpengaruh terhadap langkah seorang anak. 

Para ahli sependapat bahwa betapa pentingnya pendidikan keluarga ini. Mereka mengatakan bahwa apa-apa yang terjadi dalam pendidikan keluarga, membawa pengaruh terhadap lingkungan pendidikan selanjutnya, baik dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat. Tujuan dalam pendidikan keluarga atau rumah tangga ialah agar anak mampu berkembang secara maksimal yang meliputi seluruh aspek perkembangan yaitu jasmani, akal dan ruhani. Yang bertindak sebagai pendidik dalam rumah tangga ialah ayah dan ibu si anak. Ingatlah selalu kepada apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadistnya:


“Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah. Maka ibu-bapanyalah yang menasranikan atau meyahudikan atau memajusikannya. (H.R. Bukhari Muslim)

dari hadits di atas dapat disimpulkan betapa penting adanya bimbingan dan arahan dari para orang tua dalam mempersiapkan anak2 mereka menjadi insan yang tangguh dan mandiri lahir batin.

dalam hal ini ada beberapa point atau bagian yang menjadi asas atau dasar bagi para orang tua dalam mendidik buah hati mereka.

1. Pembinaan jiwa orang tua.

dalam hal ini orang tua hendaknya juga mempersiapkan diri mereka sendiri sebelum memberikan sesuatu yang sangat berguna bagi anak2 mereka. Persiapan itu antara lain dalam bentuk pengetahuan atau wawasan, mental ataupun sikap. sehingga orang tua  bisa menjadi panutan bagi para buah hati mereka. secara umum metode yang paling efektif dalam family educa adalah dengan metode suri tauladan dalam artian orang tua sebisa mungkin dapat menajdi contoh yang baik bagi para buah hati mereka.

2. Pembinaan tauhid kepada anak.

materi awal yang harus diberikan kepada anak adalah materi ketuhanan atau dalam Islam disebut dengan tauhid. Disini berarti ajaran tentang bagaimana anak itu mempunyai dasar yang kuat tentang agama mereka masing-masing. Dalam hal ini peran orang tua sangat berarti unutk membawa ajaran anak2 nantinya akan menjaid muslim yahudi atau nasrani. Dengan dasar agama yang kuat, bisa dipastikan anak tidak mudah goyah dengan segala sesuatu yang bisa merubah keyakinan mereka dan juga menjadi modal utama mereka dalam berinteraksi dengan masyarakat agar tidak mudah mengikuti budaya BUNGLON yang begitu mudahnya menyesuaikan diri dan taklid buta.

4. Pembinaan jiwa sosial anak

setelah kita memberi dasar dengan penguatan akidah, satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah pembinaan jiwa sosial anak yang dalam hal ini berarti orang tua juga mempunyai tugas untuk menghidupkan atau membimbing jiwa anak2 mereka dengan bekal pengalaman nyata atau dalam hal ini dengan nasehat nasehat bijak sebagai modal bagi anak dalam mereka memasuki dunia luar bertemu dengan orang banyak selain orangtua mereka. Dalam pembinaan ini kita berhak memberi kebebasan mereka dalam bergaul namun perlu terus dipantau agar mereka tidak salah jalan. 

semoga dengan 3 point tadi bisa menjadi bekal bagi para orang tua ataupun calon orangtua untuk menghadapi dan menyikapi perkembangan para buah hati meraka.

Bagaimanapun bimbingan dari orangtua sangat berarti bagi anak. Orangtua sendiri yang paling tau dengan kondisi anak baik jiwa ataupun raga. Sangat disayangkan apabila  orangtua terlalu percaya dengan orang lain dalam membimbing anak2 mereka. Mereka rela menjual kepercayaan mereka dengan nominal berapapun, namun di sisi lain masih banyak hal yang tidak bisa diatasi oleh orang lain. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar